Pernah ku melontarkan kata di hamparan langit terbentang awan, merontah, menghujat akan cinta. Disela hujatan ku awan sejenak membawaku terbang bersamanya di langit bertahta cinta, dan awan pun membuka mata ku melihat sebenarnya cinta, lihat kau di sana seorang anak manusia yang mengemis cinta tanpa henti-henti nya walau kerikil-kerikil panas dia injak dia tetap terus berlari untuk mendapatkannya, masih pantaskah engkau menghujat cinta. Aku pun menjawab masih pantas aku menghujat cinta...”karena aku layaknya seperti dia di kecewakan akan cinta yang tulus”..awan tersenyum akan jawabanku....”mmm...jelas saja beda teman karena dia tak menyalahkan cinta tidak seperti kamu, yang terlalu cepat menyalahkan cinta”...mengapa kamu berkata seperti itu awan?..
Jangan terus bertanya kepada ku tapi teruslah kau amati seorang anak
manusia itu?...
Memang ada apa dengan dia?....
Amati saja jangan bertanya lagi kalau kamu ingin melihat cinta
yang sesungguhnya....
Coba lihat akhir dari perjuangan anak manusia itu yang begitu gigih
tanpa menyerah, akhirnya dia mendapatkan cintanya dan melulukan
hati seorang gadis itu...
Ooh....baru aku tau sekarang.....arti cinta sesungguhnya...
Mengerti engkau sekarang....!!!
Terima kasih awan kau telah membuka mata hati ku sekarang..
Dan aku pun bersama awan kembali keperaduan ku dimana bumi menunggu cinta yang akan ku raih, tak lepas rasa syukur dan maaf aku lontarkan kepada awan dan cinta yang selama ini selalu aku hujat. Cinta bukan untuk kita hujat, karena semakin kita hujat akan cinta itu sendiri, semkin kita akan kehilangannya dan akan sulit untuk meraih, merangkuhnya kembali. Berjuanglah untuk cinta karena segala perjuangan cinta tak akan sia-sia walaupun akhirnya kita tak mendapatkannya, setidaknya cinta memberikan sedikit keindahan dan anugerah yang tersirat ketika kita mendekatnya walau tak meraihnya.
***
Senin, 03 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
thanks for joining at universmile.blogspot
BalasHapusMenyanjungmu..
Mengiftitahkan Jalanku
Dekat Dengan Sang Wajah Kebenaran
Merayumu…
Mengucap Syukur Dengan Pemahklukanmu
Menghitung Tasbih-tasbih Rindu
Hadirmu Menjadi Pesonaku
Menuju Tahiyat Akhirku