Minggu, 04 Oktober 2009

Fenomena ( Aku, Wajah Dan Azab )

Oleh: Ameng / Asep rosidi

Aku bercermin tapi tak nampak muka, dimana kah bayangan itu menghilang aku bertanya?....Risau ku menghantui kenapa bayangan ku tak nampak, ku bilas muka dengan air karena ku takut ini sebuah ilusi belaka. Dengan rasa gemetar ku coba lagi menatap muka di depan cermin, rasa terkejut aku pun menjawab kecurigaan ini. Ternyata wajah ku pun tak nampak juga, melihat itu semua aku berlari tunggang langgang dan sambil menjerit.
”Kenapa ini semua terjadi pada ku....Ya Tuhan?...Apakah aku sudah tak
Bernyawa lagi ataukah aku tak layak lagi tinggal di bumi ku pijak ini”.
(Dalam jeritan hujatan ku kepada Tuhan)
Semakin ku berlari dan menjerit kaki ku pun lelah dan terjatuh bersimpuh di tanah, lelah jeritan ku membawa ku menangis akan semua ini sambil meratap apa yang ku perbuat selama ini. Saat ku bergulat dalam ratapan tiba-tiba ku merasa heran ketika 2 anak kecil menatap ku dengan muka ketakutan dan dia berlari sambil menyebut ku hantu...!! betapa hancur hati ku saat ke 2 anak kecil itu memanggil ku hantu dan aku yakin ternyata aku sudah meninggal tapi mengapa aku masih tinggal di bumi (isak tangis dan berucap dalam hati) ku merontah menjerit kembali di atas tanah bertahta langit.
” Tuhan....ternyata aku sudah mati...mati..!! tapi kenapa aku masih
tinggal di bumi?...bawa lah aku ke tempat semesti nya orang mati.!!
( sambil ke dua tangan ku angkat mengarah ke langit )
Ketika aku dalam jeritan itu aku terkejut, saat bahu ku terasa ada yang memegang dari belakang, kemudian aku menoleh ternyata aku lihat seorang kakek bungkuk dengan tongkat di tangan nya dan dia berkata.
”Kenapa kau menghujat Tuhan mu yang Maha atas segala nya”..dan aku balik bertanya sebelum ku menjawab pertanyaan nya....”Tidak kah kau kakek merasa takut terhadap wajah ku yang tak nampak ini?...seperti hal nya ke 2 anak kecil tadi”..Tapi kakek itu hanya menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Aku pun merasa heran dan oktaf pertanyaan ku lebih tegas berkata kepada seorang
Kakek tersebut.
”Aku sudah mati..mati !!...kakek....?
Kali ini kakek menjawab dengan santai dan khas senyuman nya.
”Kamu anak muda, sesungguh nya kamu belum mati”.
Aku terkejut dengan segala ucapan kakek itu yang menganggap aku belum mati.
”Kakek kan tahu aku tak berwajah dan ke 2 anak kecil itu saja
Menyebut ku hantu serta wajah ku tak nampak di cermin”.
Kakek itu berkata dalam tutur kata nya..
”Itu lah masalah kau dan azab Tuhan, kalau pun wajah kamu tak nampak oleh ke 2 anak kecil tadi karena mereka masih polos dari dosa dan dapat melihat azab dari dosa yang kau perbuat ( kakek itu sambil mengelus-elus bahu ku pelan-pelan).
Dengan ucapan kakek tadi aku merasa heran dan balik bertanya kembali kepada
seorang kakek itu.
”Masalah aku dan azab Tuhan,..maksud kakek?..
Sambil tertawa kecil di balik senyum nya kakek itu memperjelas kembali maksud
dari perkataan nya.
”Apa saja yang kau perbuat dengan ketampanan wajahmu dan keangkuhan di balik wajah mu selama ini,.maka bertaubat lah pada mereka-mereka yang kau sakiti niscaya wajah mu akan nampak di cermin dan anak-anak kecil itu tak akan lagi memanggil mu dengan sebutan..Hantu..”
Dengan segala renung ku tertunduk diam , saat aku ingin bertanya kembali kepada
kakek itu ternyata dia telah lenyap menghilang dan hanya hawa sejuk menyelimuti
ku dan aku serentak berkata,
”Maha besar Tuhan atas segala yang ku lihat dan yang ku dengar”.
Atas kejadian itu akhirnya ku langkah kan kaki ku menebus segala kesalahan ku
kepada mereka-mereka yang telah ku sakiti atas keburukan wajahnya, walaupun
begitu berat untuk kata maaf dari mereka, akhirnya ku dapat juga maaf yang tulus
dari mereka satu persatu.
Perlahan-lahan dengan ragu ku berani kan diri untuk menatap cermin kembali,
Ternyata Maha besar Tuhan telah mengembalikan bayangan wajah ku di cermin
Kembali serta tak ada lagi anak-anak kecil menyebut ku hantu. Semenjak itu tak
Ada lagi keangkuhan dan kesombongan menyelimuti diri ku karena Tuhan lah yang
Maha besar atas segalanya.
(pesan: jangan pernah menganggap diri kita lebih berlaku sombong ataupun angkuh
Seenak nya menghina atau pun mengucilkan seseorang, karena di balik sakit hati
mereka do’a dan azab Tuhan akan berjalan).

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar