Pada banyak kata-kata kadang aku cemburu
Di tidak sedikit peristiwa aku kerap berdusta
Menggoda angin-angin merah laju menderu
Bertanya apa dosa selalu lahir pada manusia
Biru melangit mendung hatiku kian syahdu
Berkali wujudmu samar tanpa peta aku terbata
Dekaplah dengan rebah jiwa menikam sembilu
Genapkan selalu kecemasan ini tanpa air mata
Takut telah terkawinsilangkan menjadi ratap
Berderap rapi mengantri ingin. Tak terpahami
Kenapa sepi selalu resah. Aku kian terbekap
lagi-lagi di tikungan kesekian engkau kuingini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar