di kecemasan musim dari leleh titik embun aku membaca cahaya
wajahmu kental merajai setiap ingatan bahkan persenyawaan
gerak laju matahari tertahan orasi para demonstran dan pemulung tua
bermain petak umpat pada anaknya ia membagikan manis permen
sepanjang pengembaraan hatiku memaknai erang sepi-sepi
masihkah kekal wujudmu kian mujarab membius sangsi
tanpa linang air mata selalu ingin kupasrahkan seluruh cinta
cepat atau lambat doa-doa menjelma apa saja bukan nestapa
maka cintailah aku selama-lamanya sepenuh arti mantra
di bunga sampai daun-daun juga mimpi dan kenyataan paling nyata
jiwamu adalah separuh nyawa dari sederhana hati
lelaki itu bernama kesunyian cinta semoga engkau mengerti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar