Minggu, 27 September 2009

Cinta Menjaga Ku

Bergulat cinta bergelora asmara, memanjat waktu perlahan bergulir jemari saling mencengkram, ku lihat malam ini rembulan terang sinari dengan senyum bulat nya mendampingi ku dalam keindahan peraduan cinta.
Sejenak ku lupa akan dosa yang ku perbuat ketika bidadari dalam pergulatan ku membara nafsu menerjang indah rembulan, perlahan ku lepaskan dekapan penuh kehangatan ini dan ku tundukan kepala diam dengan tatapan sebuah penyesalan.
Bidadari dalam dekapan hangat ku pun berkata dengan segala tuturnya membalut kekesalan memancar dalam mimik wajahnya
"Kenapa engkau berhenti wahai pangeran pemberi keindahan malam ini, apakah aku
tak pantas mendampingi kamu di malam indah ini?"
Tidak wahai bidadari, engkau secantik rembulan di malam ini tapi aku takut..
"Kenapa engkau takut kan malam ini hanya kita berdua?"
Itu lah yang ku takut kan karena kita berdua, aku takut nafsu cinta kita
bercampur bisikan setan yang menyesatkan cinta kita
Bidadari ku membelai penuh kasih merajut kata-kata merayu dalam pengujian cintaku, gelora rayuan nya menusuk nafsu membangkitkan gelora birahi
"Apakah yang seperti ini cinta harapkan?"
Ya mungkin dari kebanyakan orang mengharapkan cinta seperti ini, tapi aku
tak mau mengharap cinta seperti itu, aku takut melukai ketulusan cinta
dengan hal seperti itu..wahai bidadari ku?
Namun dengan ucapan ku seperti itu bidadari ku lebih mendesak dengan cengkraman nafsu di balik pengujian nya dan perlahan-lahan bidadari ku membuka kancing baju satu persatu dan mendekap lebih dekat
"Tak usah kau berpikir terlalu jauh seperti itu, kita nikmati saja malam
yang indah seperti ini dalam dekapan penuh kehangatan"
Jangan...Jangan!!...kau paksa aku dengan hal seperti ini, aku takut akan dosa
dan malu kepada Tuhan yang Maha melihat semua makhluknya
Aku mencoba menghindar dengan semua itu, walau rembulan yang terus bersinar memberi sinar hangat nya dan hembusan dingin nya malam mulai menggoda seisi raga ku mendukung nya pergulatan cinta berdua semakin dalam.
Maafkan aku wahai bidadari ku...jika kau marah aku tak mengikuti nafsu mu
karena aku tak mau cinta ini ternoda merah darahmu yang membuat kenikmatan
sementara dan meninggalkan bekas luka dalam dirimu..
Serentak bidadari ku memeluk erat dan menangis di sandaran bahu ku dengan ku cucuran air mata yang berlinang membuat terkejut dan merasa bersalah atas semua ini
"Terima kasih pangeran ku,.aku tak bermaksud seperti itu kepada mu tapi
aku ingin mengetahui seberapa besar engkau menjaga cinta kita ternyata
engkau pangeran cahaya cintaku"
Dengan penuh keterharuan di antara kita senyum canda pun terurai di malam ini dengan percakapan indah tanpa ada lagi bisikan setan yang melunturkan cinta suasana malam pun mulai terbalur bintang yang mulai berkedip tak henti-henti di atas angkasa, bidadari dan aku pun berpegang tangan sambil meloncat riang tebarkan senyum dan berucap bersama-sama..."Terima kasih cinta kau menjaga menjaga cinta kita tanpa noda"...

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar