Selasa, 01 Desember 2009
Bidadari Setengah Cerita
Ku bakukan sebuah kisah tentang cerita menggapai rasa untuk sebuah cita
Ku ingat aku tak berkata apa pun untuk dia tentang aku,
Betapa tak ingin ku mengupas masa lalu di balik masa depan ku mulai mengulas
Sejenak perasaan ku mulai melambai sayap untuk dia
Berkisah romantis tanpa masa lalu mengusik
Sungguh dia setengah bidadari untuk sebuah kisah ku
Dia melontar kata seiring irama kisah ini berjalan
Dia aroma penghias cerita
aku berharap bidadari ku menyertai aku di kala mana aku berada
Takala saat ini hujan mengguyur di daratan bumi menyertai dingin membawa aroma,
Aku ingin jumpa diri mu walau kau setengah bidadari seperempat hayal ku
Kamis, 12 November 2009
Aku menangis di balik rindu mu
Waktu itu aku berjalan di sebuah persimpangan hati tanpa seorang kekasih, mencari sebuah butiran cinta seorang wanita pendamping langkah hari-hari ku. Tak kunjung datang rasa kesal mengeluh hati ini namun keyakinan ku membawa semangat dalam pencariaan cinta ku, perlahan pencariaan cinta ku mulai menemukan titik terang kala senyum seorang gadis membawa ku dalam sebuah perkenalan di antara kita. Gadis itu bernama Saira, gadis yang membuat jantung aku bergetak lebih kencang. Seorang gadis sederhana tanpa kemewahaan dunia menghiasi tubuhnya, ”mungkin kah ini cinta yang aku cari ?’’ ujar kata ku dalam hati. Bergulirnya waktu membawa aku mengenalnya lebih dekat sedekat getaran perasaan ku pada dirinya, kerap perjumpaan di antara kita membawa canda,tawa, dan kasih sayang turut serta menyelimuti. Tak ingin cinta ku di rebut orang dalam selah waktu yang tepat aku memberanikan diri mengutarakan sebaris kata cinta kepada nya walau perasaan serta sedikit kucuran keringat membasahi dahi kuketika mengutarakan nya. Namun tak sia-sia segala pengorbanan ku ketika Saira menjawab perasaan yang sama dengan apa yang aku rasakan. Momen itu tak bisa ku lewatkan begitu saja, aku mengajak Saira menikmati pemandangan malam di kala bulan terang serta gemerlap bintang di sekelilingnya di sebuah pantai. Mungkin rasa bahagia di antara kita melupakan bergulirnya waktu begitu cepat tak terasa mentari pagi beranjak dari peraduaannya membias sinar terang menyambut pagi ini, aku dan Saira pulang membawa segumpal rasa bahagia di hati masing-masing. Tak ubah nya orang di mabuk cinta, sehari tak bertemu hati terasa piluh dan hari-hari di antara kita kerap selalu bersama. Suatu hari kebimbangan ku mulai muncul ketika Saira mulai menjaga jarak di antara kita, mula nya aku memaklumikeputusan Saira dengan alasan sebuah kesibukan walau Saira masih menyempatkan dua kali pertemuaan dalam seminggu di antara kita, namun perlahan hari demi hari perjumpaan aku dan Saira tak kunjung datang, hal ini membuat aku mencari keberadaan nya.
***
Di sebuah persimpangan lain ketika Saira yang sibuk melawan sebuah penyakit yang di derita nya memaksa Saira pergi ke sebuah kota dengan ibu tercintanya. Aku yang sibuk mencari keberadaan Saira dan beberapa kali hanya menemukan rumah Saira kosong tanpa penghuni, suatu ketika aku mencoba kembali ke rumah Saira saat aku memencet bel rumah Saira tiba-tiba seorang ibu menghampiri ku dan barkata…”Ade.kekasih neng Saira ?...
Ya…betul aku kekasihnya ada gerangan apa ibu mempertanyakan itu?
(seorang ibu itu menyodorkan sepucuk kertas sambil berkata kembali)
“ ini alamat neng Saira yang baru, di titipkan ke ibu buat Ade sebelum
dia dan ibunya meningggalkan rumah ini?......
Aku pun mengambil sepucuk kertas alamat itu dan mengucap terimah kasih. Saat aku mendapatkan alamat Saira saat itu hanya terbesir di benak pikiran ku secepat nya menemukan keberadaan nya dan melepas rindu hadir Saira di depan ku. Sepanjang perjalanan hanya terlintas wajah wajah Saira yang ku rindukan, setelah sampai nya di sebuah rumah tepat alamat yang di berikan. Aku bergegas mengetuk pintu dan mengucapkan salam, alangkah bahagia alamat yang ku cari ternyata benar ketika yang membuka pintu ibu dari Saira dan tak lupa jabat sungkem ku pada ibu Saira. Setelah aku duduk tak sabar aku mempertanyakan kepada ibu keberadaan Saira , tapi aku bingung ketika raut sedih terlintas di wajah ibu Saira.
“Emang ada apa dengan Saira bu?....
(mungkin rasa sedih mendalam yang membuat ibu tak sanggup bercerita dan dia mengambil sepucuk surat kemudian memberikan kepada ku, dan aku perlahan membuka dan membaca isi surat itu.
“Untuk kekasih ku maafkan aku yang pergi begitu saja dari mu, aku tau kau amat selalu mencintaiku tapi maafkan aku sekali lagi tidak memberitahukan keberadaan penyakit yang di derita ku, aku tak mau kau ikut sedih atas penderitaan ku ,…karena rasa cinta ku kepada mu yang tak ingin menyusahkan mu,..Maafkan aku untuk terakhir kali jika surat ini selesai kau baca kau baru mengetahui bahwa aku telah pergi jauh meninggalkan mu untuk selama-lamanya dan aku damai di alam sana..dari kekasih mu Saira yang selalu mencintai mu hingga akhir hidup ini.”
Ibu Saira pun menenagkan aku agar tabah dan kemudian menghantarkan ku untuk melihat makam Saira, di situlah rasa sedih dan rasa bersalah ku terucap yang tak sempat menemani Saira di sisa waktu hidup nya. Ibu Saira pun mengajak aku kembali ke rumah karena terlalu lama bersedih di depan makam Saira. Semenjak kejadiaan itu hari-hari ku hanya bisa menangis sedih di balik rindu Saira yang pernah mengisi kehidupan ku dan aku pun kini merasa hidup ku terbunuh sepi serta kesendirian yang selalu menjerat dan membelenggu.
***
Selesai
Kamis, 29 Oktober 2009
Kisah Cinta
Engkau mengucap kasih dan membelaiku
Dengan kelembutan
Tak sedikit pun engkau melupakanku
Dan mengisi hari-hari ku..
Mengapa engkau kini berubah
Dalam hitungan detik......
Menghindar dan menghilang dari cinta ku
Apakah engkau berpaling mencari cinta lain
Melupakan ku dalam sekejap mata....
Ada apa dengan cintaku....
Engkau kekasih..??
Ataukah cinta ku mebuat kesengsaraan dalam jiwamu.......
Jika engkau pergi,...??
Ku mohon sebilah kata-kata mu menjawab seiring kepergian mu.......................
Rasa Syukur
Di kesendirian tanpa cinta dan rejeki menopang
Di mana akan ku cari selembar rejeki
Dan kisah cinta............
Ku berdoa dengan ikhlas membidik kasih Tuhan
Berikan sedikit belaian Nya
Keadaan ini tak membuat aku menyerah
Karena aku tahu Tuhan kan bersama ku
Dalam kediaman ku dan setiap langkah
Pikiran ku........
Terucap rasa syukur mengiringi hari-hari ku
Walau keadaan seperti ini..
Karena aku masih bisa menghirup udara segar
Di bumi tercinta ini walau Tuhan tak memberikan
Sesuatu yang lebih untuk kehidupan ku...
Terima kasih........Tuhan...
Cirebon,28 oct 2009
Salahkah Cinta..??
Tersendat ku terhimpit nafsu
Memiliki hasrat yang tak mungkin
Ku gapai tak kunjung sampai
Dia berparas cantik
Berhati mulia
Namun keadaan
Membuat hati dan kemuliaannya tercemar noda
Untuk sebilah lembaran kertas bernilai
Menafkahi hidup
Aku memaksa hati ku menggapai nya
Tapi keluh ketidak pantasannya terucap
Dari mulut manisnya
Sanggupkah aku...dia berkata..??
Dengan cemoo orang-orang tentang dirinya..
Tak ada sempurna kita meraih cinta
Ketika cinta datang mencari arah nya
Ujar kata ku menyaut keluh nya.....
Cirebon,28 oct 2009
Selasa, 27 Oktober 2009
Memohon Malam
Tak ada bayang impian menjelma
Hanya kolaburasi rasa takut dan dingin menjelmA
Akan kah sebaris kata tenang tersirap menemani kalbu
Mencoba perlahan menemani sinar rembulan yang kian meredup
Memohon sebilah sinarnya datang menemani
Namun hanya hampa terasa
Oh sebilah sinar....
Aku kini sendiri tanpa ketenangan
Mengapa engkau tak sudi bersanding bersama ku
Ku mohon hanya malam ini aku pinta dari mu
Karena malam ini ....
Aku rindu tanpa sadar terungkap
Selasa, 20 Oktober 2009
Puisi (Cahaya Bulan)...sound track film "Gie"...
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui,
meminta ku minum susu dan tidur yang lelap,
sambil membenarkan letak leher kemeja ku,
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih lembah pandalawangi,
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin.
Apakah kau masih membelai ku semesra dahulu
ketika ku dekap, kau dekaplah lebih mesra lebih dekat.
Apakah kau masih berkata "ku dengar detak jantung mu"..
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam "cinta"..
Cinta Mu Sangat Berarti
Bersemayam dalam kalbu
Tak pudar oleh cahaya hati yang lain,
Kan ku jaga cinta mu
Dan ku biarkan cintamu bertatah dalam hati ku,
Dan terlukis dalam permadani hatiku ,
Karena cinta....
Bagaikan cahaya terang yang tak padam
Walau di terpa hembusan angin
Dan akan abadi , kekal selama nya dalam hati hidup ini
Itu kah Langkah Hidup..
Berpikir terasa otak
Semakin kikir untuk berpikir,
Mengadu hanya keluhan yang merada,
Dalam benak yang terjerat akan ego,
Terbesir harapan indah namun maya ada nya,
Akankah hampa yang ku temui dalam kegagalan,
Ataukah pengalaman yang berarti dalam hidup..
Hanya Ada Kamu..??
Berhias dalam jendela hati..
Tertanam pintu hati yang membuka aura hati..
Ada satu pilihan,..
Ketika hati sudah tak sanggup lagi bercabang..
Hanya satu tangkai
Yang akan membuat hati ini semakin yakin untuk memiliki nya..
Dan itu semua terwujud dalam sosok diri mu,
Dan ku pilih kau sebagai pendamping hidup..
Derita Cinta 1
Di saat ku mulai mengingat mu dalam kebesaran hatiku,
Kau menjauh di kala aku ingin selalu dekat dengan mu,
Di mana kah kau?..
Apakah kehadiran ku bukan angan tercipta oleh mu,.
Sehingga kau menghilang dan menjauh dari ku,.
Jika itu semua benar,.
Akan kah sepi dan lamunan putus asa menemani ku,.
Ataukah derita ku mengharap rasa yang tak kunjung datang tanpa balas..
Senin, 05 Oktober 2009
Aku Akan Bersama Mu Angan
Terusik ku dengan segenap risau pikiran
Melangkah tak pasti ku dapati
Bersama asa yang kian tak menentu
Di manakah dia segenap angan yang ku cari
jauh langkah ku selusuri
Letih ku mencari.......
Apa dia bersembunyi di balik impian
Berselubung di hati ini
Apakah kebodohanku tidak mengetahui keberadaannya
Tak ada sedikit pun aku mengeluh akan diri ini
Tapi nasib ini menuntut ku menggapai angan
Merubah Angan gapai impian
Hingga aku tak lagi sibuk mencari keberadaan nya
Karena dia hadir menyambut tekad untuk berubah
Tak ada putus asa menghalangi
walau rintang menusuk langkah menuju angan...
Angan aku akan membelai mu indah dengan segala
Daya upaya ku
Walau perih , sakit ku rasa kan untuk mewujudkan mu..
Cempaka putih,05 oct 2009
Minggu, 04 Oktober 2009
Fenomena ( Aku, Wajah Dan Azab )
Aku bercermin tapi tak nampak muka, dimana kah bayangan itu menghilang aku bertanya?....Risau ku menghantui kenapa bayangan ku tak nampak, ku bilas muka dengan air karena ku takut ini sebuah ilusi belaka. Dengan rasa gemetar ku coba lagi menatap muka di depan cermin, rasa terkejut aku pun menjawab kecurigaan ini. Ternyata wajah ku pun tak nampak juga, melihat itu semua aku berlari tunggang langgang dan sambil menjerit.
”Kenapa ini semua terjadi pada ku....Ya Tuhan?...Apakah aku sudah tak
Bernyawa lagi ataukah aku tak layak lagi tinggal di bumi ku pijak ini”.
(Dalam jeritan hujatan ku kepada Tuhan)
Semakin ku berlari dan menjerit kaki ku pun lelah dan terjatuh bersimpuh di tanah, lelah jeritan ku membawa ku menangis akan semua ini sambil meratap apa yang ku perbuat selama ini. Saat ku bergulat dalam ratapan tiba-tiba ku merasa heran ketika 2 anak kecil menatap ku dengan muka ketakutan dan dia berlari sambil menyebut ku hantu...!! betapa hancur hati ku saat ke 2 anak kecil itu memanggil ku hantu dan aku yakin ternyata aku sudah meninggal tapi mengapa aku masih tinggal di bumi (isak tangis dan berucap dalam hati) ku merontah menjerit kembali di atas tanah bertahta langit.
” Tuhan....ternyata aku sudah mati...mati..!! tapi kenapa aku masih
tinggal di bumi?...bawa lah aku ke tempat semesti nya orang mati.!!
( sambil ke dua tangan ku angkat mengarah ke langit )
Ketika aku dalam jeritan itu aku terkejut, saat bahu ku terasa ada yang memegang dari belakang, kemudian aku menoleh ternyata aku lihat seorang kakek bungkuk dengan tongkat di tangan nya dan dia berkata.
”Kenapa kau menghujat Tuhan mu yang Maha atas segala nya”..dan aku balik bertanya sebelum ku menjawab pertanyaan nya....”Tidak kah kau kakek merasa takut terhadap wajah ku yang tak nampak ini?...seperti hal nya ke 2 anak kecil tadi”..Tapi kakek itu hanya menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Aku pun merasa heran dan oktaf pertanyaan ku lebih tegas berkata kepada seorang
Kakek tersebut.
”Aku sudah mati..mati !!...kakek....?
Kali ini kakek menjawab dengan santai dan khas senyuman nya.
”Kamu anak muda, sesungguh nya kamu belum mati”.
Aku terkejut dengan segala ucapan kakek itu yang menganggap aku belum mati.
”Kakek kan tahu aku tak berwajah dan ke 2 anak kecil itu saja
Menyebut ku hantu serta wajah ku tak nampak di cermin”.
Kakek itu berkata dalam tutur kata nya..
”Itu lah masalah kau dan azab Tuhan, kalau pun wajah kamu tak nampak oleh ke 2 anak kecil tadi karena mereka masih polos dari dosa dan dapat melihat azab dari dosa yang kau perbuat ( kakek itu sambil mengelus-elus bahu ku pelan-pelan).
Dengan ucapan kakek tadi aku merasa heran dan balik bertanya kembali kepada
seorang kakek itu.
”Masalah aku dan azab Tuhan,..maksud kakek?..
Sambil tertawa kecil di balik senyum nya kakek itu memperjelas kembali maksud
dari perkataan nya.
”Apa saja yang kau perbuat dengan ketampanan wajahmu dan keangkuhan di balik wajah mu selama ini,.maka bertaubat lah pada mereka-mereka yang kau sakiti niscaya wajah mu akan nampak di cermin dan anak-anak kecil itu tak akan lagi memanggil mu dengan sebutan..Hantu..”
Dengan segala renung ku tertunduk diam , saat aku ingin bertanya kembali kepada
kakek itu ternyata dia telah lenyap menghilang dan hanya hawa sejuk menyelimuti
ku dan aku serentak berkata,
”Maha besar Tuhan atas segala yang ku lihat dan yang ku dengar”.
Atas kejadian itu akhirnya ku langkah kan kaki ku menebus segala kesalahan ku
kepada mereka-mereka yang telah ku sakiti atas keburukan wajahnya, walaupun
begitu berat untuk kata maaf dari mereka, akhirnya ku dapat juga maaf yang tulus
dari mereka satu persatu.
Perlahan-lahan dengan ragu ku berani kan diri untuk menatap cermin kembali,
Ternyata Maha besar Tuhan telah mengembalikan bayangan wajah ku di cermin
Kembali serta tak ada lagi anak-anak kecil menyebut ku hantu. Semenjak itu tak
Ada lagi keangkuhan dan kesombongan menyelimuti diri ku karena Tuhan lah yang
Maha besar atas segalanya.
(pesan: jangan pernah menganggap diri kita lebih berlaku sombong ataupun angkuh
Seenak nya menghina atau pun mengucilkan seseorang, karena di balik sakit hati
mereka do’a dan azab Tuhan akan berjalan).
***
Secarik Nafas Untuk Jiwa
Menuntut pikiran olah sebilah beban,
Akan kah hidup terus seperti ini, ..
Makan,.minum,..tidur,....
Tanpa embun hati menyegarkan jiwa,....
Ku coba selusuri secarik nafas ku
Untuk hembusan bahagia dalam hidup,.
Karena jiwa ini lekat dengan nafas....
Oh embun penyejukan jiwa
Di mana kau semayam kan nafas bahagia ku,.
Berilah aku walau setetes yang kau berikan..
Di Mana Cinta
Get more Sexy Myspace Graphics from UGotBling.com
Hati yang di randa sepi..
Bimbang menghantui pikiran,
Dimana kah cinta yang ku cari,.
Lelah jalani semua cinta Namun tak ada satu pun mengerti,.
Apakah ini akhir cinta ku sendiri
Tanpa kau kekasih menemani dan mendampingi ku,.
Memaksakan cinta itu hadir
Hanya lara duka yang ku raih bersama cinta itu sendiri,.
Where are you...
angin meniup memecah arah,
ku telusuri hingga jalan tak berujung
Dimanakah engkau ?..
Lelah ku mencari letih ku dapati,.
Jejak kau yang tertinggal ku dengus laksana anjing mencari mangsa,.
gemerlap malam penuh hiburan ku masuki namun tak ada engkau di situ..
Di dunia religi pun kau tak nampak ada,.
Dimanakah engkau sesungguh nya berada?..
ku ingin tatap wajah mu hadir di depan ku..
ataukah engkau kini berada di atas sana penuh kedamaian tanpa Kehidupan dunia yang mengusik nya....
Minggu, 27 September 2009
Cinta Menjaga Ku
Sejenak ku lupa akan dosa yang ku perbuat ketika bidadari dalam pergulatan ku membara nafsu menerjang indah rembulan, perlahan ku lepaskan dekapan penuh kehangatan ini dan ku tundukan kepala diam dengan tatapan sebuah penyesalan.
Bidadari dalam dekapan hangat ku pun berkata dengan segala tuturnya membalut kekesalan memancar dalam mimik wajahnya
"Kenapa engkau berhenti wahai pangeran pemberi keindahan malam ini, apakah aku
tak pantas mendampingi kamu di malam indah ini?"
Tidak wahai bidadari, engkau secantik rembulan di malam ini tapi aku takut..
"Kenapa engkau takut kan malam ini hanya kita berdua?"
Itu lah yang ku takut kan karena kita berdua, aku takut nafsu cinta kita
bercampur bisikan setan yang menyesatkan cinta kita
Bidadari ku membelai penuh kasih merajut kata-kata merayu dalam pengujian cintaku, gelora rayuan nya menusuk nafsu membangkitkan gelora birahi
"Apakah yang seperti ini cinta harapkan?"
Ya mungkin dari kebanyakan orang mengharapkan cinta seperti ini, tapi aku
tak mau mengharap cinta seperti itu, aku takut melukai ketulusan cinta
dengan hal seperti itu..wahai bidadari ku?
Namun dengan ucapan ku seperti itu bidadari ku lebih mendesak dengan cengkraman nafsu di balik pengujian nya dan perlahan-lahan bidadari ku membuka kancing baju satu persatu dan mendekap lebih dekat
"Tak usah kau berpikir terlalu jauh seperti itu, kita nikmati saja malam
yang indah seperti ini dalam dekapan penuh kehangatan"
Jangan...Jangan!!...kau paksa aku dengan hal seperti ini, aku takut akan dosa
dan malu kepada Tuhan yang Maha melihat semua makhluknya
Aku mencoba menghindar dengan semua itu, walau rembulan yang terus bersinar memberi sinar hangat nya dan hembusan dingin nya malam mulai menggoda seisi raga ku mendukung nya pergulatan cinta berdua semakin dalam.
Maafkan aku wahai bidadari ku...jika kau marah aku tak mengikuti nafsu mu
karena aku tak mau cinta ini ternoda merah darahmu yang membuat kenikmatan
sementara dan meninggalkan bekas luka dalam dirimu..
Serentak bidadari ku memeluk erat dan menangis di sandaran bahu ku dengan ku cucuran air mata yang berlinang membuat terkejut dan merasa bersalah atas semua ini
"Terima kasih pangeran ku,.aku tak bermaksud seperti itu kepada mu tapi
aku ingin mengetahui seberapa besar engkau menjaga cinta kita ternyata
engkau pangeran cahaya cintaku"
Dengan penuh keterharuan di antara kita senyum canda pun terurai di malam ini dengan percakapan indah tanpa ada lagi bisikan setan yang melunturkan cinta suasana malam pun mulai terbalur bintang yang mulai berkedip tak henti-henti di atas angkasa, bidadari dan aku pun berpegang tangan sambil meloncat riang tebarkan senyum dan berucap bersama-sama..."Terima kasih cinta kau menjaga menjaga cinta kita tanpa noda"...
***
Sabtu, 26 September 2009
Perjalanan nyawa
Terbang melayang tanpa siapa-siapa
Tak ada kawan, kerabat, saudara
Mengiringi kepergian
Hanya ada makhluk terbaik Tuhan
Mendampingi menuntut amal-amal
Kita perbuat akhir hidup
Di alam yang tak pernah kekal
Siapakah yang menolong......
Jika bukan organ tubuh ini yang ikut dalam pembelaan
Apa yang kita perbuat kepadanya
Namun siapa lagi kah yang dapat menolong..............
Jika tidak ada lagi pembelaan organ tubuh ini sendiri
Tapi hanya ada keluh kesah
Atas segala yang kita perbuat........
Menangis & merontalah...!!!
Menyesal namun tak berarti
Ketika semua telah berlalu.......
Dan roh pun tak lagi di bumi......
Sanggupkah
Sambut pagi........!!!
jika dosa siap menghampiri
dan kebaikan menanti langkah kita
Pastikan pagi hari ini
Menjadi awal hidup baru
Dalam kecerahan sinar sang mentari
Anugerah ridho sang pencipta alam ini
Agar tak terulang
Suatu penyesalan yang terlambat
Datangnya dalam hidup
Membuat tangisan yang dalam
Menetes namun tak berarti
Pelacur
Dengan paras cantik memikat
Tebarkan senyum sebagai alat
Mengikat dan menjerat
Bukan seorang penjahat
Jajakan jasa nafsu sesaat
Berpikir dosa
Ekonomi semakin memaksa
Berkemelut hati tentang rasa
Namun naluri yang terpaksa
Hidup yang kelam
Dalam dunia malam
Terjeratkah api dalam sekam
Ketika memilih jalan hidup yang suram
Aku dan malam
Berteman seirama langkah tak brwujud adanya
Kesetiaan lamunanku malam menunggu ku
Kegembiraanku waktu malam adanya
Seindah malam itu sendiri yang begitu cerahnya
Bertaburkan gemerlap bintang
Cahaya bulan yg terang
Kesedihanku……
Malam rasakan adanya
Ketika gelapnya menyelimuti dan gemerlapnya
Cahaya tak sanggup lagi berikan sinar terangnya
Janji
Terdengar terbawa hembusan angin
Teringat sebuah janji terucap,
Hiraukan janji munafik membayangi,.
Melepas diri mulut terikat
Dalam sebuah janji..
Sadar akan mulut telah berbicara
Janji menuntut waktu untuk di tepati..
Pesawatku
Bagaikan kilat menyambar
Terbang di atas awan laksana penguasa udara
Terbangkan puluhan penumpang di atas Singgasanamu
Ibarat penolong kabulkan beberapa keinginan
Tak kala ku dengar kau menghilang, terbakar
Ribuan bahkan jutaan orang
mencari persinggasana perisirahatanmu
Tak luput ribuan bahkan jutaan orang
Menangis akan kepergianmu
Wahai pesawatku kenapa kau tak kabulkan
beberapa keinginan penumpang singgasanamu.
Seperti biasanya kau kabulkan Keinginan mereka.
Ataukah usiamu yg kian uzur
Hingga kau tak setangguh dulu lagi.
Pengemis
Sodorkan tangan harapkan sebuah impian
Butiran logam jatuh di depan penglihatan..
Sesuap nasi menanti butiran logam terkumpul,
Panas terik matahari terus menerpa
Sementara gemelut usus dalam perut
Mendorong lapar datang,..
Tangisan air mata menetes dalam raut wajah
Namun lapar tk kunjung hilang,.
Berdo'a terus berdo'a datangnya rejeki untuk Bertahan hari ini..
Gadis suci
Bermimik wajah cantik tanpa guratan kosmetik
Berakhlaq tanpa mencela
Betapa indah semua itu kau miliki
Bukan hanya dirimu terpukau
Budi pekerti mu pun menatap pukau yang dalam
Biar cahaya hati mu
Berikan kesucian dalam ragamu
Berpikir anugerah
Bisakah semua ini kau jaga
Bersanding menuntun mu
Makna hidup
Terjerat amarah yg merekah
Teringat akan pepatah yang berkata"..
Anugerah adalah aliran darah kasih yang mengalir dalam jiwa sanubari hidup ini,
Akankah keindahan itu hanyalah sekejap mata
Beranjak bangun dalam mimpi tidur lelap
Ataukah hiasan pelengkap
Dalam hidup yang penuh dramatis ini
Kematian itu hadir
Mendesak jiwa
Lidah keluh ucapkn sebaris kata pelepas dunia,.
Tergoncang seluruh tubuh ketika makhluk suci Tuhan hadir mnjalankan perintah
Semua itu akan hadir kepada kita semua,.
Menghindar waktu namun ajal kan membayangi.
Berpasrah diri cukup kah amal dalam hidup..
Oh Tuhan izinkan dia hadir
Ketika aku mampu merangkuhnya
Tanpa ketakutan ku..
Ketika Kajian Dan Ujian Datang Dalam Hidup
"Hai kamu siapa enak nya tidur di depan kios oe, tanpa izin dari oe" ucap pemilik kios Kong Liong" dengan wajah yang sedikit bengis dan tangan nya sekali melintir-lintir kumis yang panjang namun tak lebat.
Aku pun terburu-buru bangkit dari tidur sambil membenahi koran-koran bekas alas tidur ku,.."Oh maaf Tuan aku tidak tahu kalau di sini tidak boleh tidur di depan kios,sebab tidak ada tulisan yang menempel ada juga Ngamen gratis dan tidak boleh parkir selain pembeli di sini"..jawab aku dengan mimik wajah seolah lugu tak tau apa-apa.
Kong Liong yang mendengar jawaban ku seperti itu hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala yang tadi nya mau marah besar.."Kamu bisa saja menjawab pertanyaan dari ku, tapi aku tak begitu saja melepas kamu untuk pergi dari sini"..ujar Kong Liong dengan tegas tanpa senyum.
Aku pun tak tahu harus berbuat apa saat itu ketika Kong Liong berkata seperti itu. "Terus bagaimana Tuan kalau begini kan aku cuma numpang tidur bukan pencuri yang mencuri barang-barang yang ada di kios Tuan"..sedikit pembelaan ku untuk menjawab agar Kong Liong mau memaafkan ku dan berharap dalam hati kecil agar aku bisa numpang tidur di depan kios Kong Liong lagi untuk hari-hari berikut nya selama aku belum mempunyai tempat tinggal. Tapi Kong Liong tetap menganggap aku salah karena aku tidur di depan kios nya tanpa izin dari dia,..dengan nada marah namun terkendali aku mencoba untuk berbicara baik-baik Kong Liong,."Kalau begini terserah Tuan mau nya apa, aku cuma wong cilik yang selalu di anggap salah oleh orang-orang semacam Tuan"..Kong Liong yang seolah-olah berpikir dan sekali-kali memain-main kan kumis nya.."Yah uda kalau begitu kamu mesti oe hukum dengan hukuman cara oe"...dengan seketika aku menyambar perkataan Tuan tadi,."Di hukum dengan cara Tuan,..maksud nya apa aku kurang mengerti..!" Maka nya dengerin oe ngomong dulu jangan nyambar aja kaya petir.
Bersambung...
Kamis, 24 September 2009
Aku Dan Cahaya
Aku terdiam ketika cahaya itu mendekat diriku
Entah inikah pancaran indah malam ini buat diriku ataukah godaan dalam hidup
Aku mencoba untuk tidak berkata-kata ketika cahaya itu lebih dekat menghampiri
Dia pun berkata "wahai pemuda di relung kesepian kenapa engkau terdiam seorang diri"...
tak tahan aku dia mengucap kata aku pun menjawab nya "karena aku tidak menemukan seseorang yang berarti menemani hati ini"...Cahaya pun menjawab "mengapa bisa begitu wahai pemuda tampan"...mendengar pujian itu aku tahan menahan raut muka ku yang memerah..."ah kamu bisa saja berkata memuji membuat ku melayang"...cahaya dengan senyum rayu lirikan yang menggoda berkata "Benar lah masa sih aku bohong karena setiap ku pandang seorang lelaki malam ini dia lah lelaki terindah"...Aku terheran mendengar jawaban cahaya.."mengapa bisa begitu wahai cahaya"..Karena bagi ku pemuda yang hadir menemani ku malam ini dia lah terindah yang memberi sedikit nya kehangatan serta sepercik rejeki yang bisa ku bawa pulang" (ucap cahaya dengan nada sendu)...mulai aku mengerti siapa cahaya itu yang mendekati diri ku dan ku berkata dengan nada halus.."mengapa kau berbuat seperti itu wahai cahaya, adakah cara lain yang bisa kau lakukan selain menjual kehormatan mu dengan nilai rupiah"...Cahaya pun terdiam namun sedih menyelimuti.."pernah ku mencoba namun hanya kegagalan yang ku dapati,.dan ini lah salah satu jalan yang bisa ku perbuat dalam hidup"..Aku pun membelai cahaya itu dengan rasa penuh haru,.." jangan lah kau bersedih wahai cahaya Ku malam ini"...Cahaya pun memandang diri ku dengan senang.."Apakah kau malam ini ingin bersama ku berbalut kehangatan dan memberi ku rejeki"..
Aku pun menjawab nya dengan..."Tidak..TIdak..!!..cahaya pun mendengar Jawaban aku terkejut,.."kenapa tidak wahai pemuda tampan "...Karena aku tidak ingin memiliki mu tak seutuh nya, aku ingin memiliki mu seutuh nya,..Cahaya terheran dan bertanya-tanya maksud ku...."apa yang sebenarnya kau mau dari ku dengan ucapan mu",...Dan aku menjawab dengan rasa yang tak terbebani.."Aku ingin menjadikan kamu halal bagiku,..dengan sebuah pernikahan"...Cahaya terkejut dan merasa tak percaya.."Dengan rasa apa kau yakin menjadikan aku pasangan hidup ku,..sedangkan aku tidak memiliki apa pun dan kehormatan ku juga tak ada lagi"..Tidak seperti itu ku harap kan dari mu aku ingin memberikan cahaya mu yang redup dan bersinar lagi bersama dengan ku...Cahaya pun merengkuhku dan memeluk.."Terima kasih cinta pemuda tampan ku,.aku akan menjaga kepercayaan mu dan menjadi pembalut hati mu selama nya"...Akhirnya rasa pun berbagi di antara mereka yang berlanjut dalam ikatan suci"...Cinta adalah tanda tanya yang tidak bisa di jawab oleh kita,karena cinta menyangkut dengan hati dan aliran takdir yang membawa nya serta menuntun nya..
Aku Dan Cahaya
Aku terdiam ketika cahaya itu mendekat diriku
Entah inikah pancaran indah malam ini buat diriku ataukah godaan dalam hidup
Aku mencoba untuk tidak berkata-kata ketika cahaya itu lebih dekat menghampiri
Dia pun berkata "wahai pemuda di relung kesepian kenapa engkau terdiam seorang diri"...
tak tahan aku dia mengucap kata aku pun menjawab nya "karena aku tidak menemukan seseorang yang berarti menemani hati ini"...Cahaya pun menjawab "mengapa bisa begitu wahai pemuda tampan"...mendengar pujian itu aku tahan menahan raut muka ku yang memerah..."ah kamu bisa saja berkata memuji membuat ku melayang"...cahaya dengan senyum rayu lirikan yang menggoda berkata "Benar lah masa sih aku bohong karena setiap ku pandang seorang lelaki malam ini dia lah lelaki terindah"...Aku terheran mendengar jawaban cahaya.."mengapa bisa begitu wahai cahaya"..Karena bagi ku pemuda yang hadir menemani ku malam ini dia lah terindah yang memberi sedikit nya kehangatan serta sepercik rejeki yang bisa ku bawa pulang" (ucap cahaya dengan nada sendu)...mulai aku mengerti siapa cahaya itu yang mendekati diri ku dan ku berkata dengan nada halus.."mengapa kau berbuat seperti itu wahai cahaya, adakah cara lain yang bisa kau lakukan selain menjual kehormatan mu dengan nilai rupiah"...Cahaya pun terdiam namun sedih menyelimuti.."pernah ku mencoba namun hanya kegagalan yang ku dapati,.dan ini lah salah satu jalan yang bisa ku perbuat dalam hidup"..Aku pun membelai cahaya itu dengan rasa penuh haru,.." jangan lah kau bersedih wahai cahaya Ku malam ini"...Cahaya pun memandang diri ku dengan senang.."Apakah kau malam ini ingin bersama ku berbalut kehangatan dan memberi ku rejeki"..Aku pun menjawab nya dengan..."Tidak..TIdak..!!..cahaya pun mendengar Jawaban aku terkejut,.."kenapa tidak wahai pemuda tampan "...Karena aku tidak ingin memiliki mu tak seutuh nya, aku ingin memiliki mu seutuh nya,..Cahaya terheran dan bertanya-tanya maksud ku...."apa yang sebenarnya kau mau dari ku dengan ucapan mu",...Dan aku menjawab dengan rasa yang tak terbebani.."Aku ingin menjadikan kamu halal bagiku,..dengan sebuah pernikahan"...Cahaya terkejut dan merasa tak percaya.."Dengan rasa apa kau yakin menjadikan aku pasangan hidup ku,..sedangkan aku tidak memiliki apa pun dan kehormatan ku juga tak ada lagi"..Tidak seperti itu ku harap kan dari mu aku ingin memberikan cahaya mu yang redup dan bersinar lagi bersama dengan ku...Cahaya pun merengkuhku dan memeluk.."Terima kasih cinta pemuda tampan ku,.aku akan menjaga kepercayaan mu dan menjadi pembalut hati mu selama nya"...Akhirnya rasa pun berbagi di antara mereka yang berlanjut dalam ikatan suci"...Cinta adalah tanda tanya yang tidak bisa di jawab oleh kita,karena cinta menyangkut dengan hati dan aliran takdir yang membawa nya serta menuntun nya..
Jumat, 18 September 2009
Penantian Tak Terbatas
Berselimut ragu akan kah datang sebuah kasih menyulam hati
Ketika penantian tak kunjung menyapa
Hanya dua jari ku gigit dengan rasa kecewa
Walau janji kau ucapkan
Meyakinkan hati untuk tegar menunggu
Namun di manakah janji mu ?..
Harap ku kini hampa terasa
Bersama sang waktu yang terus berputar
Ku terus menanti hadir nya dirimu
Bersama janji kau ucap,.
Biar pun perlahan-lahan rambut memutih
Seiring usia bergulir,.
Penantian ku tanpa terhalang batas,.
Pencarian 1
Teriak di hamparan langit trbentang suasana malam
Ku hampiri kunang-kunang dalam gemerlap cahaya nya
Rasa iri ku membawa nya bersua
Berharap ada makna yang tersirat di dalamnya
Ternyata ku dapat sedikit hembusan arti hidup dalam cahaya kunang2
Ketika malam kian beranjak bergulir pagi
Kunang-kunang pun pergi meninggalkan ku....
Pencarian 2
Tak pernah lagi ku ingat bahagia kata2 di dalam nya
Ku mencoba berlari menerka arah peraduan cinta yang lain
Gemerlap dunia malam ku telusuri
Namun hanya ada cinta bertahta harta tanpa ketulusan
Lelah ku cari hampa ku dapati
Di dunia manakah lagi?
Ku harap cinta itu akan hadir
Laksana embun pagi...
Sepucuk Cerita Bidadari
Sabtu, 29 Agustus 2009
Jangan pernah takut untuk mencari Cinta
Senin, 03 Agustus 2009
Awan, Aku dan Cinta
Jangan terus bertanya kepada ku tapi teruslah kau amati seorang anak
manusia itu?...
Memang ada apa dengan dia?....
Amati saja jangan bertanya lagi kalau kamu ingin melihat cinta
yang sesungguhnya....
Coba lihat akhir dari perjuangan anak manusia itu yang begitu gigih
tanpa menyerah, akhirnya dia mendapatkan cintanya dan melulukan
hati seorang gadis itu...
Ooh....baru aku tau sekarang.....arti cinta sesungguhnya...
Mengerti engkau sekarang....!!!
Terima kasih awan kau telah membuka mata hati ku sekarang..
Dan aku pun bersama awan kembali keperaduan ku dimana bumi menunggu cinta yang akan ku raih, tak lepas rasa syukur dan maaf aku lontarkan kepada awan dan cinta yang selama ini selalu aku hujat. Cinta bukan untuk kita hujat, karena semakin kita hujat akan cinta itu sendiri, semkin kita akan kehilangannya dan akan sulit untuk meraih, merangkuhnya kembali. Berjuanglah untuk cinta karena segala perjuangan cinta tak akan sia-sia walaupun akhirnya kita tak mendapatkannya, setidaknya cinta memberikan sedikit keindahan dan anugerah yang tersirat ketika kita mendekatnya walau tak meraihnya.
***
Kedai kopi dan Cinta
Itulah aku....(tersenyum tersipuh malu)...
Aku tau apa yang kau pikirkan sekarang jawab teman Lastri...
Cinta yang membuat kamu mungkin melamun seperti ini teman...
“apakah selamanya cinta mebuat manusia seperti ini”...
Memang cinta kadang kala membuat manusia bingung seperti ini... Merasa ceweknya sedang berbincang-bincang cinta, maka dery pun meninggalkan kekasihnya untuk tetap di situ dan dia pamit untuk pulang.
Aku pun merasa senang karena kesendirian ku dalam lamunan cinta bisa terobati karena ada teman berbincang untuk curhat hatinya...
“Mengapa kau begitu romantis nya dengan pasangan mu tadi”....
Karena aku dan dia saling percaya tanpa curiga jawab Lastri dengan
mudahnya....
“oh begitu teman....memang rasa percaya membuat cinta kita abadi....
tapi kenapa kamu (Indri) melamun tentang cinta...”apakah ada yang
salah dalam cintamu”.....
Aku pun mulai bercerita tentang apa yang ku alami dalam kesendirian ku yang membuat aku masih sendiri tanpa cinta seorang kekasih mendampingi hari-hari ku. Karena hari semakin larut teman ku pun beranjak pamit. Ketika esok harinya aku pun mulai terbayang apa yang di katakan Lastri tentang cinta, bahwasanya cinta sebagian motifasi dalam menjalani hidup yang semakin tercekam teknologi dan ekonomi.
Hari pun semakin beranjak malam kembali, kedai mulai ramai akan para pengunjung menyalurkan hasratnya untuk memesan keinginan perut.
Entah aku sadar atau tidak dalam urusan cinta karena apa yang ku harapkan memperoleh cinta ternyata ada di depan mata ku, bagaiman tidak para pengunjung saja kebanyakan seorang lelaki tapi aku ragu dalam pendekatanya untuk memperoleh cinta.
Semakin aku menjauh akan cinta semakin aku di hantui rasa itu, di pelupuk mata terbesir harap cinta itu ada. Perlahan aku mulai bangkit untuk mendapatkan cinta yang lebih dekat sedekat kedai kopi ku. Karena aku berpinjak di kedai yang selalu menemani ku maka aku pun berharap di sinilah cinta ku temukan. Entah harapan ku yang baik atau kah keberuntungan cinta ku perlahan lembut cinta mulai terurai di kedai kopi ku dengan sosok figur lelaki yang ku idamamkan.
Dia (Andri) adalah kunang-kunang berhias cahaya malam yang merangkai sinar terang dalam hatiku, karena dia bagai cahaya yang belum pernah aku temukan disudut mana pun berada dan di kedai inilah ku menemukannya.
Percakapan ku pun membuahkan respon merajuk hati kita berdua, apakah ini yang di namakan cinta ku bersemi di kedai kopi, ataukah pertemuan kita yang kerap di kedai kopi hingga hati kita mulai membuka hati masing-masing. Ketika sinar rembulan menerangi sebagian kedai ku, lelaki itu mengajak aku berbagi cerita cinta yang begitu serius.
Andri berkata...”wahai gadis manis di balik kedai kopi”....
Aku pun menjawab dengan senyum gembira...”ada apa gerangan
engkau, lelaki yang bersinar di hatiku”....
Apakah engkau benar-benar merasakan rasa yang sama seperti ku..?
Rasa apakah itu lelaki hatiku.....(dengan hati yang berbunga-bunga)
Rasa yang membuat aku lupa segalanya tentang problema hidup...
Rasa yang menghantui pandanganku....
Rasa cinta ingin memiliki mu........
(dengan rasa senang yang sangat dalam aku pun memeluk dia dengan
erat)....apakah benar yang kau ucapkan....kalau itu benar memang aku
meraskan yang sama sepeti yang kau rasakan.....
Akhirnya mereka pun saling merasakan rasa yang indah dalam hati, itulah cinta ketika kita berencana apa pun bisa terlaksana andai panah asmara itu tepet akan sasaran yang kita tuju, dan cinta pun tak mengenal tempat ataupun keadaan kita berada,..jangan letih untuk mencari cinta walau cinta kadangkala datang dengan sendirinya tanpa kita duga...........
****
Kamis, 30 Juli 2009
Terjerat Cinta Malam
”Aku ingin bersama mu, karena aku sepi, gelap dan hatiku tak ada cahaya.”
Mengapa engkau ingin bersamaku........?
”Karena engkau,... sejenak ku bisa melepaskan benak otak ini yang kakuh.
Kenapa dengan otakmu.................?
”Aku pengat tak lagi yang bisa ku pikir.”...................
Kau tau cahaya ku hanya sementara, ketika malam ku bersinar terang bagi jiwa-
jiwa yang gelap namun pagi tiba aku redup bagai cahaya lentera tinggalkan noda,
masih inginkah kau bersamaku?.....
”ku tak peduli....tentang noda cahayamu.”
tapi aku takut kau akan terjerat noda dalam cahayaku
”biarlah ku terjerat, namun aku bisa memiliki cahayamu.”
sebaliknya kini ku merasa takut atas perasaanmu kepada diriku
”kenapa kau kini bimbang,...........?
Kebimbangan ku takut mengecewakan dirimu, karena aku bukan siapa-siapa yang
berarti..............
”tapi kau berarti dalam hidupku,....biarlah masa lalu mu pergi seiring ku mencintai
dirimu saat ini.”
Apakah ini hidayah Tuhan berikan melalui perantara dirimu mencintaiku
Saat pelepas kata-kata bertaut menjadi sebuah perikaran cinta di antara mereka, keraguan pun lenyap seiring ketulusan cinta dan berbicaralah engkau dewa asmara tentang cinta mereka, jagalah dengan panah asmara mu yang selalu kau bawa biar keabadian cinta mereka tak pudar oleh sang waktu yang berjalan begitu cepat.
”aku kan membawamu di tempat selayaknya cahaya indah dirimu itu berada.”
Dimana tempat itu,..........?
”Di tempat dimana setiap orang akan merasakannya dalam perjalanan hidup.”
Begitu istimewa kah tempat itu sehingga setiap orang harus merasakannya...?
”memang benar istimewa kita duduk di sebuah kursi pelaminan dalam sebuah
tali perkawinan,.....................
Benarkah kau ucapkan itu kita akan menuju tempat itu,mimpi kah aku sekarang?
”Benar itu kenyatan yang ada,..aku mengikat,.mengikat.........tali cinta kita...
Supaya kita selalu berdua dan menghadapi hidup bersama-sama.”
Cinta malam tidak membuat selamanya manusia terjerak akan nodanya, mungkin ada keindahan di dalamnya yang tanpa kita sadari.
Minggu, 21 Juni 2009
Supaya Blog Dikenal Ini Cara Daftar Blog Ke Google Search Engine
Setelah proses perenungan yang matang, akhirnya diputuskan untuk mendaftarkan terlebih dahulu blog ke Google Addurl. Saya kira proses pendaftaran akan begitu rumit. Eh, ternyata sangat mudah sekali.
Pertama, saya membuat link dalam bentuk blogroll ke Google Addurl terlebih dahulu di sidebar.
Kedua, link di blogroll adalah link dua jendela—bukan satu jendela ( ini untuk memudahkan proses pendaftaran supaya lebih cepat.
Ketiga, saya klik link blogroll dua jendela tersebut yang menuju ke http://www.google.com/addurl/
Keempat, sampai disana ada tampilan seperti ini :
Kelima,
Di kotak isian URL, isi dengan url blog kita. Contoh: http://ummiega.blogspot.com
Di kotak isian Comments, isi dengan deskripsi blog kita. Contoh blog saya: Muslimah, Islam, Qur’an, Hadits, Bahasa Arab, Komputer, Internet, Blog, Blogger, Google.
Di kotak optional, isi dengan kode huruf besar tersebut.
Keenam, klik Add URL
Ketujuh, akan ada tampilan seperti ini:
Kedelapan, selesai sudah step pendaftaran URL Blog kita. Mudah sekali, khan.
Tinggal, blog kita daftarkan juga ke Google webmaster tools.
Daftar URL Blog ke Google Webmaster Tools
Setelah selesai kita mendaftarkan blog ke Google addurl, klik saja tulisan Google webmaster tools yang berwarna biru, maka bagi yang sudah mempunyai account di Google akan ada tampilan seperti ini:
Di kotak Google Account sudah tampil email kita, tinggal isi passwordnya saja. Lalu akan ada tampilan:
Image di atas adalah contoh blog saya waktu belum diverifikasi. Klik “Choose verification method..”, maka akan tampil:
Klik yang “Add a meta tag”. Akan ada tampilan kode di bawahnya. Contohnya waktu saya seperti ini:
Copy “kode yang muncul". ( Bagi yang memakai blogroll dua jendela, disinilah fungsinya, karena di monitor computer ada dua tampilan, yaitu tampilan blog kita dan tampilan Google tadi).
Lalu menuju ke blog kita, tuju “Tata Letak”, lalu “Edit HTML”, lalu “Edit Tempate”.
Paste kode tadi, posisinya setelah “head’ seperti ini—yang warna merah:
Setelah dipaste, jangan lupa klik “Simpan Perubahan” di bawah kotak Edit Template tersebut. Lalu kembali lagi ke Google webmaster tools tadi. Nah, disini terasa lagi fungsi dari blogroll dua jendela yang sudah kita buat pada awal step.
Kita akan berada pada posisi seperti ini:
Yaitu kembali ke posisi semula. Klik “Verify”. Bila tidak ada kesalahan langkah, maka akan ada tampilan seperti ini:
Berarti, kita sukses. Tapi, bila ada step yang salah, tidak seperti ini tampilannya. Karena saya termasuk orang yang salah yang mesti bolak-balik. Makanya, semoga rekan-rekan yang Newbie seperti saya, jangan sampai mengalami kegagalan berkali-kali seperti waktu saya daftar.
Sumber tulisan: http://linkbee.com/W25F
Sabtu, 20 Juni 2009
.syair pengusir hama ladang kecipir..
aku mengintip pecahan belingmu yang paling sepi
yang berganggang puluhan tahun di tiap kerlipnya
yang sebentar lagi mengeratku, sebelum akhirnya menyalibku
O indah tancapannya
sampai senja memulangkan kembali malam
sebagai anak kecil nakal dalam dirimu
yang suka melepas panah-panahnya kepadaku
mendesing kau pergi, tapi bayangan duduk manismu masih disini
dalam kopi pahit ini
tapi kenapa warnanya hitam?
cinta tidak harus serupa warna bukan?
birukah kesetiaan? Hijaukah cemburumu?
- pernah kau rakit sebuah pagi di hatiku
mataharinya menyerut segala sengau serangga di danau
padahal rupa pastel dastermu ganjil dalam batasnya
dan ornamen kembang yang tumbuh dari pohon yang aku tanam
siraman merahnya, merah kah itu?
Toh akarnya menjalar
meski pernah tersesat di beberapa malam minggu
tapi siapa berani membantah kalau dia menyusup hidup?
"...kita seharusnya bertemu...", katamu
alismu yang biasa membuatku ingin melukis kembali
kini bernyanyian untuk mendorong langkahku
dalam alunan gending yang melembing pada dinding sepanjang tebing
jalanku berpasir syair-syair pengusir hama ladang kecipir
mungkin inilah penawar jika ditikungan berpapasan dengan orang-orangan
yang menepuk dadanya sambil berjalan mundur
mencecerkan sisa kunyahan, yang pecahannya
kelak begitu rajin menanam jurang-jurang di lembah adik-adik kita
kaktus api yang merangkai atas nama masa depan, atas nama masa depan...
tapi ya sudahlah, waktuku kan hanya untuk menebak
: dimana kamu?
berambu saja pada angin yang sibuk memetik kerisik
dari harap-harap riapku
atas wajah yang hilang timbul di seratus tikungan
dan di duapuluhlima sutet yang merentetkan siluetmu
sekerlip-kerlipnya, tetap bukan letusan kertas prada
yang hadir di udara, sebagai tanda robohnya penantian abadi ini, bukan?
senja turun di jalan menurun
kawat-kawat listrik menjulur, seekor burung kuendap
pindah hinggap
mulai dari garis teka-teki upacara petabuta ini
sampai dia nyelinap ke dalam secangkir kopi pahitku
menngecap bolamatamu...
:sruuup!
Catatan Tak Berimbang
Menahlukan pikiran hati sepuluh kali lipat tempat paling sepi
Ajarkan aku untuk bisa terbang meninggalkan semua bimbang
Sebab hening tempatnya adalah dipalung terdalam sudut hati
Tetap saja aku belum bisa menjadikan cinta dalam gengam tangan
Menjadikanmu sebagai ladang kecil tempat bermain saat hujan
Atau hanya sekedar tempat berteduh ketika mentari sangat panas
Seperti cinta yang selalu ingin kulukiskan untuk sesuatu lagu manis
Bayangmu semakin sulit aku terjemahkan untuk bisa tergenggam
Tak berimbang tubuhku tersapu angin dan bimbang debu-debu jalanan
Aku semakin tak bisa menghindari dalam rasa rindu paling legam
Disini jiwa semakin terusik merana berbalut sepi juga kesepian
Catatan Sehabis Semua Terpahami
Cinta dipertaruhkan dan terlanjur terpilih menjadi pertanyaan
Meski banyak musim dan kenyataan pudar, bukan milik kita
Menjauh. Seperti janji tanggal setelah sinarnya terlupakan
Manakah yang lebih mulia mencintai dalam duka bersenyawa
Siksa atau melupakan setengah nyawa dari bagian hati ini
Tak sepenuhnya bisa dipilih agar bebas sampai meninggalkan pinta
Langkah terberat namun kadang bagian terpenting adalah sangsi nurani
Bukalah jiwa lalu bebaskan semua bernyanyi tanpa memaksa
Jadikan mimpi paling berwarna untuk senyum bukan rekayasa
Lalu berjanjilah untuk setia mencintai penuh kasih penuh puji
Semua nanti akan kita petik, penuh rasa nyaman surgawi
Catatan Sirine (Meski) Bukan Milikku
Disini jiwaku selaksa sirine memburu benak duka
Ruang hampa. Memuncak getar kekusyukan mata hati
Mungkin benar waktu kian mengusik bimbang sepi jiwa
Kesetian kian berpendaran dari balik bayang-bayang
Rembulan purnama tiga perempat setegak riak hening
Ombak memecah tenang curam terjal tajam karang-karang
Di hadapan perih rinduku kian kesepian mengambang
Bukalah sepasang bola mata batinmu untukku yeni
Jangan biarkan ia terlelap melepaskan sajak-sajak pergi
Tanpa makna. Jika malam berselimut kabut sunyi nanti
Bacalah banyak kerinduan ini, juga setiap habis mandi
Catatan Seperempat Malam
Suaranya begitu abadi menggema menembus pekat malam
Inikah pengembaraan di sudut ratap belenggu jiwa-jiwa
Rindu, sebab jalan pikiran semakin terperangkap dendam
Manakah nama paling maha agung untuk bisa kudekap engkau
Sambil kusedekapkan kecamuk luka pada deraan angin
Disini arah semakin sulit dibaca untuk diterjemahkan laju
Detak nadi padahal beribu ingin menyulam gerak dingin
Di menara tertinggi kesadaran puncak keimanan hidup
Selalu ingin kugapai banyak kebenaran hak firmanmu
Cinta sudah sepatutnya kuserahkan sepenuh maju derap
Tasbih mengayun bersama keluasan fikiranku merindu
Catatan Cahaya
Sebentar lagi busur panah telak menancap
Sekerjap daun-daun mengering lalu jatuh gugur
Satu lagi hitam janji kembali hilang terkubur
Ternyata terlalu singkat malam merangkai
Mimpi-mimpi. Rindu sesaat jadi kenyataan abadi
Andai saja perasaan hanya perasaan semata
Tak mungkin kabut cinta mendera derita
Rasa paling mengharukan adalah ketika
Engkau pergi. Di sisi cahaya aku mengeja
Kata perkata makna permakna lalu perih terukir
Jasadmu semakin takterpetakan juga sumir
Catatan Tanpa Keabadian
Tanpa lelah menganyam pekat laju jejak lepas waktu
Disibak jauh pengharapan mimpi demi keseimbangan jalan
Hidup. Mengalun melawan usia bersama kosong lagu
Sesaat ia terbang lalu kembali hinggap di pucuk ranting
Dahan-dahan kuning daun-daun bergemerincing tersapa
Angin. Mengitari puncak sepi simfoni lengang hening
Kata kian menjadi terbata menyapa peristiwa juga cinta
Perlahan, waktu sebentar lagi akan segera usai memberi
Warna rintik hujan. Semuanya akan menancap mengukir hati
Semi baru akan mengurai keseragaman warna musim
Tegar menjulang tinggi ke puncak doa senandung kalam
Catatan Pagi
Setelah malam bersanding temaram bulan melepaskan
Purnama. Teduh hijau basah rumputan berkali rebah
Menembus dingin para tuna wisma berselimut lelah
Pada kokok ayam dan kicau burung-burung pagi
Engkau masih disini, dini meneteskan air mata luka
Meski berjuta harapan terkecap pahit mahoni
Perasaan cinta padanya tetap semakin kuat terjaga
Lidah mengunyah api tangan menggengam perih
Adakah kemungkinan paling mungkin dari tanda
Tanya panjang pergantian musim bergemuruh
Rapuh, tak terlepaskan di seluruh rongga dada
Permenungan Sunyi
Semua kenangan menyala berhamburan menusuk pusat syaraf
Maafkanlah karena hidupku ini tidak sempurna mendua selalu
Padahal seribu najis dan nafsu sudah kujaga dari khilaf
Di banyak hening jam dinding berdenting melukis kabur waktu
Maka aku seperti jarum jam terus berputar gemetar beredar
Untuk meraih getir-getir harapan ia terbang membawa masa lalu
Masihkah engkau menjadi tempat aku bersandar menemani tidur
Permenungan sunyi, pertapaan api sempatkanlah mengolah diri
Bahwa khusyuk doa seketika meredam kecewa mata hati
Terkubur lenyap sekilas makna mudah tercerna penuh jiwa-jiwa
Pertama engkau akan sangsi tergagap setelahnya cinta terbaca
Catatan Perjalanan Gratis
Di dada banyak kemiskinan seperti dulu, terus beranak pinak
Membangun istana dengan sejuta takhlukan menunggu badai reda
Detak waktu terlalu mudah meleleh melempar pergantian detik-detik
Ikutlah denganku melakukan perjalanan gratis hingga kau bosan
Sebab dengan ini engkau akan teduh memahami laju gerak cahaya
Hidup kita akan dipandu untuk menghafal wajah yang melumpuhkan
Hati. Maafkan tersenyumlah sebab itu adalah bahasa paling jujur adanya
Tinggaalkan saja impian juga berjuta harap tanpa harus kita simpan
Dari balik mata batin, biarkan semua menemukan isi riak dunia
Hujan akan turun membawa pelangi bersama semangat kepakkan
Sayap kupu-kupu. Ini akan terus terjadi terhampar menyimpan rasa
Catatan Senandung Kesepian
Angin bersenggama di dasar hatiku, saat engkau tak ada: memudar--
Jiwa ini tetap mencoba memahami kesepian dari banyak kebimbangan
Tapi tetap saja tak pernah bisa. Waktu kian tak lekang masih bersinar
Meretas cinta kucoba untuk terus cumbui semangat kupertahankan
Jerit kekosongan , lolong serigala kian kental: terseduh sempurna--
Tak bisa dihindari bahwa engkau adalah separuh hati, separuh jiwa
Tambatan saat lelah meleleh membaluri harapan-harapan penuh mantra
Setiap kali pintu-pintu kesadaranku tepat kau bidikkan panahkan asmara
kuharap engkau benar ada, berwujud menjadi milikku: bukan lagi mimpi--
Berlarilah cepat untuk bisa masuk dalam perih mimpi sepanjang musim
Sebab aku ingin kembali memelukmu setelah engkau hinggapi semi-semi
Khayalku. Aku percaya, engkau adalah puncak kata-kata di langit hitam
Catatan Senyum
Gigi-gigi putih bersih mengantar doa-doa
Aku sedekap sebab malam terlalu abadi
Bisikmu: Di simpang jalan itu engkau ada
Bolehkah aku pinjam dua bola matamu--
Untuk bermain petak umpat di balik cahaya
Agar wangi dupa terhantarkan selalu menuju
Hatiku.Dalam hening kau hadir sempurna
Kelak ada banyak kehidupan di dadamu
Beranak pinak menjelma sebuah simfoni
Tak ada duka lara, angin bersenda gurau
Mengantarkan senyummu di urat nadi
Catatan Mata hati
Idris sardi merindu mendayu-dayu bersama biola
Jamie cullume menarikan tangannya kian kemari
Di atas tuts piano. Aku masih mencari sepi di puisi
Tidak ada yang hina ketika engkau terus termenung
Mengolah kata menjadi mantra mengolah kalimat
Menjadi senjata. Merenunglah diantara mendung
Tak terbendung. Sebentar hujan pulang meski lambat
Jika engkau sangsi tancapkan belati di gelap sepi
Lalu bernyanyilah seperti titiek puspa atau gesang
Cepat ucapkan i love you untuk tidak bunuh diri
Percaya satu cinta , tak lama hujan pasti diganti terang
Catatan Angin
Rasa kangen sekejap pun tak mau pergi, kian kupendam
Gugur waktu bergulir mati, hampa udara menjadi lagu
Engkau terlanjur kupinang sebagai malam untuk kugenggam
Terlambatkah mencoba untuk membahasakan arti cinta
Sementara isyarat angin semakin liar berhembus bebas
Setiap desirnya adalah tanda tanya, mungkin serupa
Dupa dalam tungku jiwa berjuta cerita penuh tangis
Cinta tidak pernah salah alamat walau cuma sekejap
Karenanya angin berhasil menjadi bapak bagi banyak
Bunga. Wajahmu semakin berkilau dalam sunyi senyap
Kita selalu tak dapat berdusta sampai tidur nyenyak
Catatan Harap Untukmu
Di tidak sedikit peristiwa aku kerap berdusta
Menggoda angin-angin merah laju menderu
Bertanya apa dosa selalu lahir pada manusia
Biru melangit mendung hatiku kian syahdu
Berkali wujudmu samar tanpa peta aku terbata
Dekaplah dengan rebah jiwa menikam sembilu
Genapkan selalu kecemasan ini tanpa air mata
Takut telah terkawinsilangkan menjadi ratap
Berderap rapi mengantri ingin. Tak terpahami
Kenapa sepi selalu resah. Aku kian terbekap
lagi-lagi di tikungan kesekian engkau kuingini
Catatan Mantra
Bahkan untuk semua samudera kenangan
Entah sampai kapan, bukan sekedar improvisasi
Telah tertinggalkan semua ketidakbenaran angan
Di muka cermin engkau tersenyum dengan kobaran
Gincu merah. Dalam semerbak bius wangi obsession
Aku mulai mabuk pada kelelahan mantra tak tertahan
Apakah wanita itu engkau, halus penuh cahaya neon
Sepasang sayap malaikat rendah, memberikan cinta
Barangkali engkau mengiranya kekurang ajaran mimpi
Sebuah kesadaran mengabulkan semua ratap cerita
Terhadap semua yang pernah dinanti hati secara rinci
Catatan Kematian Seorang Kawan
Di dadanya ada seribu cinta bermekaran belum sempat ia berikan pada malam
Bukan karena sedikit waktu, juga bukan pula dingin basa-basi
Tapi sengaja ia simpan agar menjadi nyanyian kekal kental kelam
Senyummu abadi melayang- layang rebah di sebuah kubur tanah merah
Sepi itu sekarang milikmu, sebab kelak juga ia akan menjadi milik siapa saja
Tidak juga aku, tidak juga perempuan dengan gincu menyala merah darah
Itu. maka tenanglah di teduh rindang kamboja. Di hening lipatan jiwa
Cerita telah selesai dimainkan dengan baik tanpa cela dusta pura-pura
Tidurlah dengan nyenyak paling nyenyak. Embun hati di basah hijau rumputan
Nanti terus lahir meneduhkanmu dari panas matahari. Mungkin juga bisa
Gelap paling mutakhir tak luput bersahutan terhampar menjadi hutan
Catatan Kala Itu
Di belantara banyak erang dalam peluru berdesing
Kabut hatimu kueja biar aku terima penuh cinta
Engkau disini memendam lengking nganga luka
Hitam langit bersujud juga desir angin dingin
Deras menyapu ayu wajahmu kembali ingin
Membedah ilalang serta kicau burung-burung
Kita kerap tak bisa bicara cuma saling hening
Percakapan kita semakin tambah menua
Menjadi pudar warna-warni kutelisik engkau doa
Akan tiba kereta kencana membawamu pergi
Di balik rahasia remang malam engkau kembali
Angin Menderu Ingin
Sebelum aku semakin jauh menuju bukit juga gunung
Di atas batu-batu aku tulis cinta juga kelu dan rindu
Betapa tiap hembus nafas adalah doa dalam hening
Pada setiap harap di liku hidup berderap
Apa yang bisa kuberikan untukmu mungkin mawar
Runcing tangkainya tetap ada duri-duri khilap
Semakin jauh rasa penuh cahaya berpendar
Sampai nanti di hening paling khusuk
Saat jiwa semakin renta dan bibir rapuh
Semua akan hadir kerap menusuk
Kalbu. sampai waktu semakin luruh
Jika angin itu engkau masuklah ke dalam ingin itu
Catatan Hymne
Ada hangat dan kasih tertata rapih tergerak angin , terjalin teduh
Sungguh aku membayangkan bahwa itu adalah engkau pemilik mata redup
Dan siap bersinar laksana intan dari lautan teduh
Dari mulutmu kata-kata suci hidup mungkin untuk siapa saja
Ia bisa sangat riang menyulam sepi-sepi menjadi lagu merdu
Lagu ibu kepada anak-anaknya sebelum tidur sambil memeluknya
Erat. itulah engkau ibu, itulah engkau ibu dari gelisah waktu
Gelisah waktu itu adalah aku lelaki dengan sayap terluka
Sementara tongkat itu adalah engkau penuntun sibuta
Menjadi kesadaran dari jalanan tak terpetakan penuh debu
Mengendaplah di jiwa dan bathin yang tidak hanya untukku
Malam Itu Bernama Engkau
Di bibirmu ada waktu yang berlalu
Di rambutmu ada persinggahan doa-doa
Di hatimu ada banyak kasih tertuju
Simphoni jalanan mengalunkan dirimu
Aku tertusuk sepi dalam erangan
Jalanan kini semakin sempit dan semu
Mungkinkah engkau masih bernyayi pelan
Tajam singkap senyum tumbuh menjalar
Dari lagu ke lagu engkau merajai hati
Kian malam angin deras memaksa nanar
Sambil terus kunanti masih engkau disini?
Catatan Tak Terbaca
Nan sepi mungkin telah lama juga ditinggalkan banyak cahaya
Dahaga bersarang tepat pada kerongkongan sampai parau
Suaraku. Merangkai hujan rindu hati, menguntai linu jiwa raga
Harusnya bisa kubaca isyarat sebelum ia lenyap dibawa angin
Ilusi juga kesepian seperti jiwaku menanti resah langkah
Gelap memapah tarian hatiku di atas pasir-pasir putih dingin
khusyuk ombak memecah karang semuanya serentak basah
Untuk membuka bayang dalam misteri menancap tak terbaca
Haruskah bersembunyi dari kebimbangan nurani sedang
Ia bukan menjadi milik sah sebab sepi terlalu dalam berkali ada
Bertahan tanpa peluk semakin kucoba meski penuh erang
Catatan (Ibu) Sebuah Keajaiban
Mekar hidup mengisi sejarah, jiwa sebuah cerita silsilah cinta
Maka tetaplah bersinar dengan pijar-pijar waktu hingga cintamu
Lelah menari memberikan pengabdian janji di ujung cermin usia
Ketakkuasaanku adalah ketika gelora cintamu menembus kalbu
Dengan penuh sabar kau peluk juga kau gendong lagi manjaku
Di pangkuanmu aku adalah bayi kecil dengan gerak lambat lalu
Kau tumpahkan seluruh gemas lewat cium tak terhapuskan rindu
Dua bola mata, dua tangan juga bibir menyebrangkan kisah-kisah cinta
Menghujam detak jantung, denyut nadi, dimanakah penterjemahnya
Tak terhapus cintamu. Sampai semua tersapu gelombang samudera
Kekar kokoh bersama karang-karang. Engkau tetap ibu semesta
Catatan Di Dasar hatiku
Tempat dimana cahaya memamah biak warna menjadi cerita
Maka cintailah aku untuk selama-lamanya karena aku adalah kata
Yang siap membawamu hijrah ke banyak musim di lain benua
Jika kau terbata-bata singgah di hatiku cobalah ikuti arah mata angin
Disana temuilah banyak rasi bintang membentang membelah ingin
Penuh sinar terapung di atas air laut berkilauan tenang dalam kemesraan
Selama ini detak waktu terus melukiskan kesetiaan kau tak terelakkan
Masih panjang perjalanan hidup, pada muara dan pelabuhan tertambat
Kokoh tambang simbol puncak-puncak kemenangan, rindu melekat
Pada cuaca buruk, topan badai menampar-napar hingga ke ulu hati
Disusul panik. Untukmu bacalah nyanyian catatan tua dari sedikit hati ini
Separuh Nyawa
wajahmu kental merajai setiap ingatan bahkan persenyawaan
gerak laju matahari tertahan orasi para demonstran dan pemulung tua
bermain petak umpat pada anaknya ia membagikan manis permen
sepanjang pengembaraan hatiku memaknai erang sepi-sepi
masihkah kekal wujudmu kian mujarab membius sangsi
tanpa linang air mata selalu ingin kupasrahkan seluruh cinta
cepat atau lambat doa-doa menjelma apa saja bukan nestapa
maka cintailah aku selama-lamanya sepenuh arti mantra
di bunga sampai daun-daun juga mimpi dan kenyataan paling nyata
jiwamu adalah separuh nyawa dari sederhana hati
lelaki itu bernama kesunyian cinta semoga engkau mengerti
Half Soul
Your face rule every memories, even the soul
The motion of the sun is hindered by the oration of the demonstrator
and old garbage collector
Playing peek a boo with his daughter while give her the sweet candy
During the journey of my heart
Giving meaning to the silence
Is your figure still eternal, efficacy, exhilarate skepticism
Without tears, I always want to present all of my love
Soon or later the plead will be established, anything but suffer
Love me forever as the meaningful mantra
In the flowers, leafs, dreams and the most real reality
Your life is half soul of a simple heart
The name of the man is the silence of love
I hope you understand
Catatan Lingkaran
Sesak batinku. Melepaskan rejam panah mantra-mantra
Merasakannya selalu semakin ia hidup membagi teduh rumah
Sementara aku cuma air mata dalam kemelut cinta bergelora
Di sepi hitam rambutmu tersibak angin kian kemari
Membius sadarku. Kibarkan helai-helai kehidupan
Merindukannya berarti mencintai hangat pendar matahari
Sedangkan aku Cuma embun dalam rebah rerumputan
Di hening bibirnya bersenandung lagu penuh berjuta pelangi
Damai hadir. Melukiskan wangi mawar bukan mimpi
Mendambakannya sama seperti meresapi syukur denyut nadi
Aku Cuma sepi bagai debu-debu tersapu pilu sendiri
Silent Tower
Celebrate my search for sincere lover, without willing to disgust
Until the door is widely opened
Although tears, is the most real language which creates meaning
On the hundred silent towers I am putting aside
Rejoice the surgery of releasing pain, maybe fantasy.
Tears are dropping from the face of my lover
While in my dream, you are always smiling sweetly.
On the hundreds of silent tower, I am faint
Harvesting vanity along with the falling of the days
I lost compass and map in my empty hands
Are you willing to be there, in the empty of misery?
Nyanyian Doa
Dari ada menyulam api hingga sepi menternak percikan doa
Ku harap engkau tak bosan menemani sejuta hampa dada
Maka sedetik pun jangan pernah tercampak dan tertepiskan juga
Aku hanya cerita dari kisahmu dimana hidup dan kehidupan
Tergenggam erat melewati nyanyian keras kenyataan
Tumbuh saling memamerkan watak serupa bermain playstation
Semua sangat gampang dan mudah untuk dikenang kemudian
Bagaimana mungkin semua bisa aku lukis jika kasihmu tak ada
Sentuh dan peluklah agar sempurna hidup tetap terjaga senantiasa
Aku percaya meski khilap dan dusta tak pernah sirna
Bersemayam kekal hingga akhir menutup dua bola mata
Segenggam Cinta
Membakar hangus hatiku seperti bumi alengka oleh hanoman
Engkau meloncat ke kanan dan kekiri berputar sesuka hati
Sambil menari kian kemari kau sematkan lagi kecemasan-kecemasan
Haruskah cinta ini disandingkan pada ruang penuh bara
Panas memberangus kesadaran karena amarah tetap merah warnanya
Di tulang darah dan sumsumku engkau terus bersenyawa
Beranak pinak dari hening ke hening mantra memberi makna
Semua kupahami sepenuh hati sebab aku tidak sedang membendung mendung
Sebentar lagi rintik hujan kutunggu sampai reda membedah ketenangan hidup
Dari balik gerimis itu aku membasuh lagi panas jiwa juga pusing kepala bergemerincing
Di tempatku ini biarlah hidup mengalir dalam nalar juga senyum dari mata redup
:Seperti kanak-kanak yang bermain di tanah basah
Gerimis Bukan candu atau Adegan Sendu
jatuh begitu saja, tak ada perlawanan kepada angin
menyusur saja di gang demi gang
dekat rumahmu, dan akhirnya parkir berketap-ketap di genteng rumah
sisanya melentik-lentik ke akuarium di beranda rumahmu
hingga ikan-ikanmu terbuai merasa sedang berada dalam sungai yang sesungguhnya....
hingga mereka tak sadar saat aku membuka pintu rumahmu...
dan mengajakmu keluar, untuk meyakini gerimis ini
bahwa tidak seperti di televisi, sebagaimana candu atas adegan sendu...
...seolah kutuk untuk dia sebagai bentuk...
kepedihan atas pinjaman kepedihan milik negri tetangga
jadi rasakan gerimis ini habis-habisan
kejar dan kenali getas bunyinya yang paling kering
yang seperti letusan bunyi senapan sebenarnya
dari sebuah dokumenter eksekusi.....
tanpa memantul ketebing atau meraung ke dinding
Kita cari kiasan paling terdasar dari diri gerimis
kita selami, kita potret dan kita pegang rumput dan ikan-ikan
dari samudranya, tempat kata orang ada ekor naga
di sembunyikan di bawah pasirnya...
sementara kepalanya senantiasa sebagaimana teratai mengapung
mengilhami banyak perupa melukis tentang cinta
nun jauh di berbagai tempat di sana...
Mari kita mengerti lagi gerimis
yang rapat-rapat jaraknya ini?
kita urai-urai kembali dia
"...buang payung itu dan bukalah bajumu !", katamu
ya, seperti waktu kecil kita pulang sekolah
basah-basahan
dan saat kita sampai di rumah, kita terheran-heran
melihat ibu kita menangis sambil memeluk kita...
....padahal sudah tak ada gerimis di jendela...
MAWARISME
Siapa ini dari belakang tiba-tiba memelukku?
tubuhnya gerimis dan matanya yang seperti api dari celah jendela
lalu kuda-kudanya memanahi rumput-rumput di telingaku
saat itu kabut membagikan jaket hujan pada pepohonan
dan matahari dengan lidahnya yang memanjang
merampasi remang-remang di segala tekukan
bayang segala pepohonan jatuh ke dalam kamar
sebagian rantingnya melata menyayati ranjang
kubiarkan saja kamu terus memelukku dari belakang
sementara kudamu yang berpacu di telingaku
mengangkut beronggok kayu bagi kebun api matamu
bahan bakar bagi tatapanmu yang selalu membakarku
agar aku turun ke jalan dan menghanguskan kota dalam waktu sehari
ruko-ruko menggelepar, kulkas dan permen menikah di atas marka jalan
aku tak mau menatap matamu lagi !!
aku takut jadi pemberani lagi !!
bukan karena tak mampu melempar batu ke arah patung dan airmancurnya itu
tapi karena lelah melawan yang kadang tak terduga adalah tetanggaku sendiri
Biarkan aku mencintai gerimismu saja
karena itu pun tetap tak semudah seperti di dalam film biru
sekedar memindahkanmu dari sofa ke atas rak, dengan ikatan tangan
menarik kayu , deritnya yang kering bergeratakan
mencari jalan tembus dari anak tangga ke atap rumah
tak sampai pada genting, musnah sudah
Ah, aku tetap ingin mencintai gerimismu saja
dengan mengerat lengan, menyatukan tetesan darah kita
seperti dalam film-film mafia Itali dan udara sempat tegang karena kekanakanakan kita ini
Kemudian kita berduaan mengenakan sepatu, mencangking ransel
berjalan mengubah arah sunyi
….melewati apa saja! Sampai batas tak mungkin yang bisa kita lalui. Kau percikan
api dari matamu di sepanjang jalan yang kita susuri
menyiramankan cahaya dengan selang kepada mawar
kemudian mawar membakar kelahirannya sendiri
mengubah dirinya, seperti mawar tapi bukan mawar
lalu kau beri nama baru padanya
: mawarisme!
Setelahnya—angin semriwing—waktu mengkeret—mengembalikan
wujud mata perempuanmu yang tomboy
mempersilahkan aku untuk memandang matamu lagi
yang memang bagai bola bekel itu
dan bola itu sekarang menyundul lagi sajak-sajakku, langsung dari depan
menggetarkan gawang!
Tikungan Kesekian
hawa malam bau tanah batavia hadir di atas meja
sesi pertama seorang banci menari demi sesuap nasi
box music menyulapnya menjadi miniatur frank sinatra
rambutnya menjelma api tergerai dalam akrab imajinasi
dari satu notasi ke notasi lain detak jantung berarak
rangkaian jerit dua pengamen cilik melengking
nyaring. larut memasuki hidup tiada sanak saudara
batavia yang tua penuh kenangan terguling
menjadi lembar-lembar menu pelipur lara
bahkan darimana kita saling kenal telah jadi cerita
abadi dalam darah daging dari letih membiru
hulu ke hilir hadir sebentar lagi tergusur pergi
terserak bising bergemerincing menusuk ulu hati
aku kesepian sayangku, aku diburu rindu kalbu
sepiring doa segelas suka cita menyatukan namamu
diam-diam aku cemburu pada malam semakin kelam
engkau kian tak tersentuh walau sepi sekalipun
Jumat, 19 Juni 2009
Surat cintaku untuk Syarah
Monolog 1
Tubuhku gemetar dengan perasaan sama seperti kemarin
Walau ternyata di ujung waktu engkau hilang seperti embun
Hatiku limbung mengunyah getar khusyuk daun-daun
Kurasakan pertemuan kita seperti pelangi dalam dunia fantasi
Dan tangan kita menggenggam boneka tentara penuh luka tembak
Walau seribu penawar juga morphin ada tetap sakitnya tak terperi
Betapa panjang cerita dan sejenisnya sangat sulit kita tebak
Sepiring kesunyian tumpah ruah di meja sepi engkau menamainya hati
Terkubur setelah di tikungan jalan cinta dengan sesuka hati berkhianat
Hanya kosong yang mengerti dan detak jantung semakin leluasa berbunyi
Sesampainya di laut angin tetap tak bertingkah tak juga merubah rasa kalut
Ketika Aku Bertanya Apakah Itu Engkau
Kata-kata berserak di telinga juga pandang mata berair
Selalu sepi hanya ornament dan sebentar lagi ia mati beku
Di saat ini aku ingin, hanya ingin bersama senyum tawar
Apakah itu engkau? Padamu selamanya semua permata
Diantara kita memang cuma sepi dan hening paling hening
Dari mana semua ternyata kita tidak pernah tuntas mengupasnya
Keajaiban berkali hadir menumpahkan hasrat sampai kerling
Matamu kembali lagi menghujam semua isi hati semesta
Luluh menyampaikan pesan-pesan gaib. Apakah itu engkau?
Pada setiap ujung tidur sampai saat ini terasa mengetuk-ngetuk
Kegalauan mudah hadir tapi tak mudah ia pergi bersama hebat
Kecamuk perasaan padahal waktu segera beringsut hilang remuk
Di sisa-sisa puing makna semua beranjak pergi jadi sekelebat
Tajam mata atau gerak indah gaun, aku tersentak. Apakah itu engkau?
Gadis malam
Hanya ingat betapa indah panorama mu di hadapan ku,
Cinta semalam sesaat dengan mu
Membuat ku semakin ingin memilikimu seutuhnya
Namun apa daya keindahanmu
Tak hanya aku yg memilikinya
Di balik materi yg berbicara keindahanmu terengut
..Oh gadis masih adakah cinta ketika kau jajakan cinta
Dan masih adakah kehangatan penuh cinta untuk seseorang dalam Cintamu.............
Perpisahaan
Merangkai kata merontah sesal
Saat pergi mengeliak untuk berpisah
Akankah sahaja
Menyelimuti kerinduan
Takala tabir mulai gelap
Tinggalkan kenang untuk di ingat
Sementara sang waktu
Menuntun perpisahan tiba
Gemulat hati tak bisa menginkari
Rasa yang dalam
Mengiris sedih, memecah rindu
Masih teringat............
Saat detik jutaan kemarin
Takala bersama dalam canda tawa
Tangisan hidup
Tapi apa daya langkah ku
Semakin rapuh untuk brpijak di bumi ini
Tangisan ku serasa pedih
Ketika nasib menghampar pelupuk mata,
Berpikir apa yg mesti ku pikirkan
Tajam nya peradaban membuat otak ku
Semakin lesu
Beginikah takdir ketika nasib menginginkan semuanya musnah
Dan apakah ini akhir cerita selepas dunia
Namun aq tak bisa berbuat banyak untuknya
Yang telah menuntun ku sekian lama..
Ratapan Jiwa
Memecah gelombang di tepi pantai,
Jiwa yang menangis dilanda sedih,
Menatap kosong hamparan laut terbentang
Indah panorama di pelupuk mata
Tak tersirat suatu keindahan
Yang berarti ketika hati di landa luka
Teriak, menjerit…..
Yang ku ingin saat ini hadir
Melepas sedikit kekesalan
Oh mata hati berhentilah
Engkau melihat luka dalam hati ini
Tak sanggup ku menahan perasaan
Ketika air mata mulai berderai di mata indah ini
Kosong
Di indahnya peredaran mata
Sayu senyap tak berkelopak
Menatap tak bertuan
Kosong tak berisi
Hampa terhampar tak berarti
Sulit bergerak
Kesedihan kemana beranjak
Ketika jiwa tak lagi bersemayam dihati
Asa yang kian redup di dera derita
Memaksa untuk bertahan
Segumpal Rasa
Menunggu seseorang kekasih
Yang lama ku tunggu
Akan hadir rasa merindu
Dalam jiwa penuh penantian
Cukup sudah rasa ini harus ku miliki
Walau sesaat dalam langkah akhir hidup ini
Namun ku slalu terima apa pun yang terjadi
Pahit getirnya perasaan itu hadir
Dalam waktu yg tak ku duga
Rasa itu
Terlamun dalam pikiran
Berwujud tak nyata adanya
Rindu,.............
Kangen,.........
Entah apa adanya
Itu akan selalu ada dan hadir
Membuat hati semakin
Tertanam benih panah asmara
Mungkin itukah...cinta.........
Rasa yang mungkin
Membuatku bahagia
Ketika lamunan dan harapanku
Seirama oleh seorang gadis
Dalam hayalan bidadariku
Ungkapan hati
Siang yg merindukan malam,
Jadikanlah aku rembulan dlm gelapnya malam
Yang memberikan sinar kala malam semakin larut,
Adakah hatimu yg penuh kasih
Memberikan tempat pada diriku
Yang lama merindukan belaian kasih,
Jika hatimu masih sekeras batu
Aku akan sabar menunggu
Hingga akhirnya terkikis
Mencair bagaikan air yang dapat menyejukan hati
..I love you.,
Sendirilah Cinta
Menatap arah hampa terasa
Tak ada ikat melekat hati
Biar kan sendiri tanpa pelik terusik
Kesendirian yang ku ingin saat ini
Tanpa engkau mengusik ketenangan hati
Sendirilah cinta..........
Seperti aku saat ini........
Hingga waktu yang tepat kita bersatu
Karena kehadiranmu bukan angan
Tercipta olehku detik ini.......
Aku takut kecewa..
Atas singgahnya dirimu di hatiku
Aku hampa tanpa asa
Biarlah ku sendiri........
Tanpa dirimu menggalaukan hati
Maafkan aku cinta....
Jika kau sendiri tanpa aku.........
Kamis, 18 Juni 2009
Kegundahan
Memecah gelombang di tepi pantai
Jiwa yang menangis di randa sedih
Menatap kosong hamparan laut terbentang
Indah panorama di pelupuk mata
Tak terserat suatukeindahan yang berarti
Ketika hati di landa luka
Teriakan dan jeritan
yang ku ingin saat ini hadir
melepas sedikit kekesalan
oh,...mata hati
berhentilah engkau melihat luka
dalam hati ini, tak sanggup ku menahan perasaan
ketika air mata mulai berderai di mata indah ini
Peradaban Cinta
Bermain langkah bayangi setiap jejak Berfikir tak sempat untuk meraih asa Adakah segumpal resik meluruhkan jiwa Untuk hati dengan cinta menggapai rasa Ketika cinta bersinggah di singgasananya
Akankah cinta menjawab atas segalanya
Takala waktu bermain dengan peradaban
Sudikah cinta untuk menyatu
Menyatukan rasa demi satu keyakinan
Bekemelut takut akankah terwujud
Di saat ku bersujud
Pandangilah hati ketika cinta di kaji
Seberapa pantaskah hati memiliki cinta
Karena cinta singgasana hati
Dan hatilah pantas memiliki cinta
Walau peradaban mengusik cinta